Kesultanan Demak sendiri didirikan oleh seorang pangeran, Raden Patah, yang kelak menjadi Sultan I Demak, yang memimpin rakyatnya (1475-1518 M), dengan syariat Islam sebagai hukumnya. Nama asli Raden Patah adalah Jin Bun, putra Kung-ta-bu-mi (alias Bhre Kertabhumi) raja Majapahit dari selir Cina. Kronik Cina ini memberitakan tahun kelahiran Jin Bun adalah 1455. Mungkin Raden Patah lahir saat Bhre Kertabhumi belum menjadi raja (memerintah tahun 1474-1478).
Selama memimpin kesultanan Demak Raden Patah didampingi oleh para syekh dan aulia, khususnya Sunan Kalijaga. Masjid Agung Demak dibangun oleh para wali ini, yang dikenal sebagai Wali Songo, di zaman Raden Patah. Sebagai Sultan Demak I Raden Patah bergelar Senapati Jimbun Ningrat Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama, selain bergelar Sultan Syah Alam Akbar.
Pemakaian Masjid Agung Demak sebagai corak Dinar Nusantara diharapkan akan memperkuat dorongan batin masyarakat Indonesia untuk terbukanya kembali bermuamalat secara syar'i. Sebagaimana makna dari nama (Raden) Patah sendiri, sebagai pendiri Masjid Agung Demak, berasal dari kata al-Fatah, yang artinya "Sang Pembuka", karena ia memang pembuka kerajaan Islam pertama di pulau Jawa
Koin emas dinar yang diterbitkan oleh WIN (Wakala Indonesia Nusantara) ini menjadi harapan baru untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang didasari paham kapitalisme.
referensi : http://wakalanusantara.com
ternyata Demak mempunyai sejarah yang panjang dan menarik ya...
BalasHapusSekedar berkunjung, salam blogger.kutunggu kunjungan baliknya,
BalasHapuskoin ni d museum demak ada gak??
BalasHapuskalau pemerintah jeli melihat keadaan mestinya pemerintah mencetak koin seperti ini bukan kertas atau koin yang sekarang ini berlaku
BalasHapus