Pada tanggal 4 Mei 2012 bertepatan tanggal 13 Jumadil Akhir 1433 H diadakan Haul Akbar Sultan Fatah yang ke 509H. Pada kesempatan itu dibacakan manaqib(sejarah) singkat beliau. Pembacaan sejarah ini dilakukan oleh KH. Drs. M. Asyik ketua MUI Demak, beliau juga Wakil Bupati Demak periode 2006 - 2010. Di bawah ini adalah teks bacaan sejarah singkat Sultan Fatah. Adapun rekaman suaranya dapat diunduh di sini (host di 4shared.com) atau di sini (mediafire.com)
Raden Fatah lahir pada tahun 1448 M bertepatan dengan 1570 Saka. Ibunya lebih senang memanggil dengan nama Yusuf. Raden Fatah adalah seorang trah bangsawan dari raja Majapahit yang ke 11 yaitu Raden Kerta Bumi atau Prabu Brawijaya ke 5. Nama ibunya Putri Campa. Nama kecil Raden Fatah adalah Pangeran Jimbun, dan oleh Adipati Ario Jamas atau Sapu Alam di Palembang diberi nama baru Raden Hasan, Pada saat usia 14 tahun dia berkelana merantau ke Pulau Jawa dan bertemu seorang, serta berguru dengan para wali khususnya Kanjeng Sunan Ampel di Surabaya sehingga dia diberi nama Raden Fatah.
Atas petunjuk dan bimbingan para wali, Raden Fatah bersama santri serta masyarakat membangun sebuah masjid yang sekaligus menjadi pesantren di wilayah Glagah Wangi Bintoro. Sehingga menjadi cikal bakal berdirinya Masjid Agung Demak dengan ditandai Candra Sengkala atau prasasti yang bermakna tahun 1475 M. Pada saat itu pula Raden Fatah ditunjuk sebagai mubaligh menggantikan Syaikh Maulana Jumadil Kubra yang wafat dan dimakamkan di Trowulan Mojokerto Jawa Timur.
Prabu Brawijaya ke 5 dari kerajaan Majapahit yang berkuasa pada saat itu memberi anugrah jabatan kepada Raden Fatah sebagai Adipati dengan gelar Adipati Nata Praja yang berkedudukan di Glagah Wangi Bintoro tahun 1477 M.
Raden Fatah selaku Adipati Nata Praja di Glagah Wangi Bintoro oleh para wali dinilai sangat berhasil dalam membangun pemerintahan dan menjadi panutan dan abdi seorang satria yang tampan cerdas santun serta bersahaja dan halus budi pekertinya.
Di samping dengan cepat dapat menguasai berbagai disiplin ilmu yang diajarkan para wali. Oleh karena itu Majlis wali 9 secara bulat mengambil fatwa dan memutuskan untuk mengangkat Raden Fatah serta mengijinkan menduduki tahta kerajaan Islam di Pulau Jawa, yang berkedudukan di Bintoro Demak pada tahun 1478 M dengan gelar atau sebutan Sultan Raden Abdul Fatah Al Akbar Sayyidin Pranotogomo. Tahta kerajaan Islam ini berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan reaksi dari Kerajaan Majapahit.
Pada tahun 1479 M setelah setahun menduduki kerajaan Islam di Jawa, beliau membersihkan Purnapugar Kesultanan Bintoro yang sekarang diberi nama Masjid Agung Demak dengan ditandai prasasti bergambar bulus. Ini merupakan Candra Sengkolo Memet “Sariro Sunyi Kiblating Gusti”, bermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M .
Sultan Raden Abdul Fatah Sayyidin Pranotogomo adalah Amirul Mukminin yang alim, adil serta bijaksana. Beliau memegang pemerintahan selama 40 tahun mulai 1478 sampai 1518 M . Setelah wafat dilanjutkan Pangeran Patiunus putra pertama Raden Fatah pada tahun 1518 - 1521 M atau selama 3 tahun .Selanjutnya pemerintahan dilanjutkan oleh adiknya yaitu Raden Trenggono yang memerintah selama 25 tahun terhitung dari tahun 1521 - 1546 M.
Kemudian setelah selama 14 tahun Kesultanan Bintoro terjadi kekosongan kepemimpinan krn terjadi perselisihan kerluarga, yang akhirnya Raden Hadiwijaya memegang tampuk pemerintahan mulai 1560 sampai 1582 M. Atas dasar nasehat wali songo guna mengakhiri konflik keluarga disarankan agar pusat pemerintahan dipindah di Pajang.maka oleh Sultan Hadi Wijaya, pemerintahan atau Kerjaan Demak akhirnya dipindahkan ke daerah Pajang.
Adapun keturunan Raden Fatah: 1. Pangeran Patiunus 2. Pangeran Purwa Wiyata biasa disebut Pangeran Sekar Sido Lepen, 3. Ratu Emas Panembahan Banten 4. Istri Raden Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. 5. Pangeran Trenggono, yang menjabat Sultan Demak ke tiga.
Demikianlah sejarah singkat Sultan Abdul Fatah Al Akbar Sayyidin Pranotogomo berserta keluarganya, semoga Allah swt memberikan Rahmat Taufik serta hidayahnya kepada beliau. Dan kita sebagai generasi penerus dapat melanjutkan dan mempertahankan nilai sejarah yang beliau tinggalkan / wariskan sehingga Demak sebagai kota wali menjadi sentral kemajuan bangsa Indonesia amin ya robbal alamin.
NB: Jika ada kesalahan penulisan ulang dari suara rekaman, mohon dikoreksi karena saya terkadang kurang jelas mendengar pada bagian-bagian tertentu. Terima kasih
Raden Fatah lahir pada tahun 1448 M bertepatan dengan 1570 Saka. Ibunya lebih senang memanggil dengan nama Yusuf. Raden Fatah adalah seorang trah bangsawan dari raja Majapahit yang ke 11 yaitu Raden Kerta Bumi atau Prabu Brawijaya ke 5. Nama ibunya Putri Campa. Nama kecil Raden Fatah adalah Pangeran Jimbun, dan oleh Adipati Ario Jamas atau Sapu Alam di Palembang diberi nama baru Raden Hasan, Pada saat usia 14 tahun dia berkelana merantau ke Pulau Jawa dan bertemu seorang, serta berguru dengan para wali khususnya Kanjeng Sunan Ampel di Surabaya sehingga dia diberi nama Raden Fatah.
Atas petunjuk dan bimbingan para wali, Raden Fatah bersama santri serta masyarakat membangun sebuah masjid yang sekaligus menjadi pesantren di wilayah Glagah Wangi Bintoro. Sehingga menjadi cikal bakal berdirinya Masjid Agung Demak dengan ditandai Candra Sengkala atau prasasti yang bermakna tahun 1475 M. Pada saat itu pula Raden Fatah ditunjuk sebagai mubaligh menggantikan Syaikh Maulana Jumadil Kubra yang wafat dan dimakamkan di Trowulan Mojokerto Jawa Timur.
Prabu Brawijaya ke 5 dari kerajaan Majapahit yang berkuasa pada saat itu memberi anugrah jabatan kepada Raden Fatah sebagai Adipati dengan gelar Adipati Nata Praja yang berkedudukan di Glagah Wangi Bintoro tahun 1477 M.
Raden Fatah selaku Adipati Nata Praja di Glagah Wangi Bintoro oleh para wali dinilai sangat berhasil dalam membangun pemerintahan dan menjadi panutan dan abdi seorang satria yang tampan cerdas santun serta bersahaja dan halus budi pekertinya.
Di samping dengan cepat dapat menguasai berbagai disiplin ilmu yang diajarkan para wali. Oleh karena itu Majlis wali 9 secara bulat mengambil fatwa dan memutuskan untuk mengangkat Raden Fatah serta mengijinkan menduduki tahta kerajaan Islam di Pulau Jawa, yang berkedudukan di Bintoro Demak pada tahun 1478 M dengan gelar atau sebutan Sultan Raden Abdul Fatah Al Akbar Sayyidin Pranotogomo. Tahta kerajaan Islam ini berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan reaksi dari Kerajaan Majapahit.
Pada tahun 1479 M setelah setahun menduduki kerajaan Islam di Jawa, beliau membersihkan Purnapugar Kesultanan Bintoro yang sekarang diberi nama Masjid Agung Demak dengan ditandai prasasti bergambar bulus. Ini merupakan Candra Sengkolo Memet “Sariro Sunyi Kiblating Gusti”, bermakna tahun 1401 Saka atau 1479 M .
Sultan Raden Abdul Fatah Sayyidin Pranotogomo adalah Amirul Mukminin yang alim, adil serta bijaksana. Beliau memegang pemerintahan selama 40 tahun mulai 1478 sampai 1518 M . Setelah wafat dilanjutkan Pangeran Patiunus putra pertama Raden Fatah pada tahun 1518 - 1521 M atau selama 3 tahun .Selanjutnya pemerintahan dilanjutkan oleh adiknya yaitu Raden Trenggono yang memerintah selama 25 tahun terhitung dari tahun 1521 - 1546 M.
Kemudian setelah selama 14 tahun Kesultanan Bintoro terjadi kekosongan kepemimpinan krn terjadi perselisihan kerluarga, yang akhirnya Raden Hadiwijaya memegang tampuk pemerintahan mulai 1560 sampai 1582 M. Atas dasar nasehat wali songo guna mengakhiri konflik keluarga disarankan agar pusat pemerintahan dipindah di Pajang.maka oleh Sultan Hadi Wijaya, pemerintahan atau Kerjaan Demak akhirnya dipindahkan ke daerah Pajang.
Adapun keturunan Raden Fatah: 1. Pangeran Patiunus 2. Pangeran Purwa Wiyata biasa disebut Pangeran Sekar Sido Lepen, 3. Ratu Emas Panembahan Banten 4. Istri Raden Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. 5. Pangeran Trenggono, yang menjabat Sultan Demak ke tiga.
Demikianlah sejarah singkat Sultan Abdul Fatah Al Akbar Sayyidin Pranotogomo berserta keluarganya, semoga Allah swt memberikan Rahmat Taufik serta hidayahnya kepada beliau. Dan kita sebagai generasi penerus dapat melanjutkan dan mempertahankan nilai sejarah yang beliau tinggalkan / wariskan sehingga Demak sebagai kota wali menjadi sentral kemajuan bangsa Indonesia amin ya robbal alamin.
NB: Jika ada kesalahan penulisan ulang dari suara rekaman, mohon dikoreksi karena saya terkadang kurang jelas mendengar pada bagian-bagian tertentu. Terima kasih
Karena wali songo tetap hadir antara 1478-1582, berarti apakah wali songo itu adalah dewan beranggotakan 9 ulama yg ketika satu meninggal tempatnya akan digantikan tempat yg lain?
BalasHapusPernah baca kalau wali songo itu ada 3 generasi; ketika 1 generasi meninggal; ulama2 baru menggantikan sebagai wali 9...
Se7 bung,,
HapusApakah makna manaqib sultan fatah sama dengan manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani?
BalasHapusAdakah anak cucu beliau yang memiliki catatan silsilah,,
BalasHapusAlhamdulillah sy menemukan silsilah keluarga raden patah, barangkali ini bisa menyambung silaturahim.
BalasHapusApa benar ayahx brawijaya v yg seorang hindu sdgkn ibux seorang muslim?
Hapussilsilah Raden Fatah diputar balikkan oleh orientalis,....ceritanya juga yang mengenai ibunya dibuang dan dinikahi anaknya Brawijaya bertentangan dengan Syari'at,.....perlu diluruskan,.....kalo ada yang tanya tentang apa masih ada silsilah keturunannya yang tercatat,...jawabannya ada.
BalasHapusNASAB/SILSILAH AZHAMAT KHAN ALHUSAINI DI INDONESIA
HapusAnda tentu bertanya siapa Azhamat Khan ini? sebegitu pentingkah untuk dibahas dalam forum ini? bagi saya sangat penting!!!, sebab dengan kita tahu sosok yang satu ini kita menjadi tahu peta perkembangan perjalanan bangsa ini dari masa kemasa.
Dengan kita mengenai sosok beliau, kita akan tahu bagaimana sebenarnya hubungan Kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, dengan kita mengetahui sosok yang satu ini, kita akan mengetahui tabir-tabir dalam lingkup sejarah yang selama ini sudah didistorsikan oleh penjajah dan orang-orang pribumi yang pro kepaada mereka.
Dengan kita mengetahui sosok Azhamat Khan ini, kita akan mengetahui bahwa bangsa Indonesia ini ternyata keluar dari jalur yang sama!! khususnya di Indonesia, khususnya lagi dengan keberadaan raja-raja yang memerintah, para tokoh-tokoh bangsa dari mulai yang dianggap baik sampai yang dianggap pemberontak, dan lebih khusus para ulama. Bukan hanya dibumi Nusantara ini bahkan juga diwilayah Asia Tenggara dan tidak lupa juga diseluruh dunia ini. Azhamat Khan Alhusaini ini, terutama bagi orang-orang yang mengkaji ilmu nasab, kedudukannya sangat dimuliakan dan dihormati. pupolasi dan perkembangannya sudah menyebar dihampir semua pulau di Indonesia.
Siapa Azhamat Khan Alhusaini ini.. Dalam sejarah ilmu nasab dan sejarah walisongo, Azhamat Khan Alhusaini dinisbatkan kepada seorang ulama yang mempunyai kedudukan tinggi disebuah kerajaan wilayah India, khususnya Hiderabad yang bernama Sayyid Abdul Malik. Siapa Sayyid Abdul Malik ini beliau adalah adalah salah dari keturunan Nabi Muhammad melalui jalur Sayyidina Husin binti fatimah Binti Rasulullah. Sayyid Abdul Malik merupakan rumpun keturunan dari Sayyidina Ahmad bin Isa. Sayyidina Ahmad bin Isa Sendiri adalah nenek moyangnya Bani Alawi yang ada di Hadramaut Yaman.
Adapun mengenai Sayyid Abdul Malik Azhamat Khan inilah yang nantinya menurunkan banyak ulama, walisongo dan raja-raja di Indonesia melalui jalur keturunan Sayyid Jamaludin Husin Al Akbar atau yang sering dikenal dengan nama Syekh Jumadil Qubro. Sedangakan Nasab dari Syekh Jumadil Qubro ini adalah Syekh Jamaludin Husin Al Akbar bin Ahmad Syah Jalal bin Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azhamat Khan Alhusaini. Sayyid Jamaludin Al Qubro ini atau sering diesebut Jamaludin Agung terkadang Sunan Agung, merupakan leluhur utama yang nantinya menurunkan orang-orang penting di Indonesia.
Sebelum saya lebih lanjut menerangkan Azhamat khan ini saya akan memberikan beberapa tulisan yang menerangkan secara lengkap tentang sejarah dari nasab ini, yang saya ambil dari situs AZHAMAT KHAN ALHUSAINI PATTANI.com mengenai keterangan nasab AZHAMAT KHAN ALHUSAINI ini..
HapusNama Azmatkhan berasal sendiri dari penggabungan dua kata dalam bahasa Urdu. “Azmat” berarti; mulia, terhormat. Dan “Khan” memiliki arti setara seperti Komandan, Pemimpin, atau Penguasa. Nama ini disandangkan kepada Sayyid Abdul Malik setelah beliau menjadi menantu bangsawan Nasirabad. Mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” sebagai bangsawan sekaligus penguasa setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan apa yang dialami Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat” setelah menjadi menantu bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan keturunan Al-Husain putra Fathimah binti Rasulillah SAW, maka mereka menambah kalimat “Azmat” sehingga menjadi “Azmatkhan”. Dengan huruf arab, mereka menulis عظمت خان bukanعظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis “Azmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.
Sayyid Abdul Malik lahir di kota Qasam, sebuah kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Beliau juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir Ilallah”, karena beliau hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berda’wah sebagaimana kakek beliau, Sayyid Ahmad bin Isa, digelari seperti itu karena beliau hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk berda’wah. Adapun nasab Sayyid Abdul Malik Azmatkhan adalah sebagai berikut:
Sayyid Abdul Malik bin Alawi (Ammil Faqih) bin Muhammd Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Abdullah / Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa al-Muhajir ar-Rumi bin Muhammad an-Naqib bin Ali al-’Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib dan Fathimah az-Zahra’ binti Muhammad Rasuli-Llahi Shalla-Llahu Alaihhi wa-Sallam
Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini (Ulama' asli Tarim, Hadramaut, Yaman) Keluarga Azmatkhan (Walisongo) adalah dari Qabilah Ba'Alawi asal hadhramaut Yaman gelombang pertama yang masuk di Nusantara dalam rangka penyebaran Islam (Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati keluarga Azmatkhan) Sesuai dengan namanya, yang berarti “Pemimpin dari keluarga Mulia” Keluarga Azmatkhan sejauh ini tercatat memimpin banyak Kesultanan atau Kerajaan di Asia Tenggara. Diantaranya :
Diantaranya :
Hapus1. Kesultanan Nasirabad – India Gujarat
2. Kesultanan Adipati Bagelen
3. Kesultanan Adipati Bangkalan – Madura (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
4. Kesultanan Adipati Gerbang Hilir
5. Kesultanan Adipati Jayakarta
6. Kesultanan Adipati Manonjaya (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
7. Kesultanan Adipati Pajang
8. Kesultanan Adipati Pakuan (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
9. Kesultanan Adipati Sukapura (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
10. Kesultanan Adipati Sumenep[1]
11. Kesultanan Adipati Tasikmalaya (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
12. Kesultanan Ampel Denta – Surabaya
13. Kesultanan Banten
14. Kesultanan Campa (Kamboja)
15. Kesultanan Cirebon Larang / Carbon Larang
16. Kesultanan Demak Bintoro[2]
17. Kesultanan Giri Kedaton
18. Kesultanan Kacirebonan – Cirebon
19. Kesultanan Kanoman – Cirebon
20. Kesultanan Kaprabon – Cirebon
21. Kesultanan Kasepuhan – Cirebon
22. Kesultanan Kedah - Malaysia (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
23. Kesultanan Kelantan – Malaysia
24. Kesultanan Mangkunegaran (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
25. Kesultanan Mataram Islam (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
26. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
27. Kasunanan Surakarta Hadiningrat (ada tautan dari pihak wanita Azmatkhan)
28. Kesultanan Pakualaman
29. Kesultanan Palembang Darusalam
30. Kesultanan Patani – Thailand
31. Kesultanan Sumedang Larang / Sunda Larang
32. Kesultanan Surabaya (Kelanjutan Kesultanan Ampel Denta)
33. Kesultanan Ternate
…
lainnya (untuk lebih faham silahkan hubungi beliau di FB nya) ternyata Kerajaan-kerajaan di lampung tersebut masih memiliki keterkaitan dengan nasab Azhamat Khan Alhusaini ini, dan beliau mempunyai catatan serta juga diperkuat dengan budaya tradisi lisannya, hanya saja dalam pemanggilan nama dan gelar sudah tentu sudah mengalami akulturasi, mereka mempunyai panggilan khas sendiri, dan ini juga biasanya berlaku untuk kerajaan-kerajaan lain..
HapusDari data di atas juga membuktikan bahwa sesungguhnya penyebaran Islam di Indonesia serta kawasan asia tenggara banyak dilakukan oleh keturunan dari Nabi Muhammad ini. Dan dari bukti adanya Nasab ini juga sekaligus membantah pendapat yang mengatakan bahwa penyebar islam yang selama ini ketahui dan dipercaya adalah dari "PEDAGANG GUJARAT". Pendapat ini salah besar!!, karena Dinasti Sayyid Abdul Malik yang berada di Hiderabad yang juga bagian Gujarat India ternyata berasal dari Yaman dan leluhurnya Sayyidina Ahmad Bin Isa adalah seorang ahlul bait NABI MUHAMMAD SAW yang menyingkir dari Irak menuju Hadramaut Yaman karena kekacauan politik pada saat itu, dan leluhur dari Sayyidina Ahmad bin Isa sendiri adalah keturunan dari Sayyidina Husin yang merupakan cucu tercinta dari Nabi Muhammad SAW.
Kedatangan keturunan dari Sayyid Abdul Malik Ke Indonesia bukanlah berdagang, namun memang bertujuan untuk menyebarkan Agama islam secara cerdas dan dengan cara yang simpatik serta damai, salah satunya adalah berdagang!!!. sehingga dengan cara mereka berdakwah ini akhirnya mereka semua bisa melakukan akulturasi budaya yang luar biasa hebatnya.
Betapapun demikian dalam melakukan tugas dakwah keturunan Sayyid Abdul Malik ini tidak pernah menonjolkan nasab yang mereka miliki, mereka bahkan menyimpan rapi keberadaan nasab tersebut, hal ini karena mereka rendah hati dan ikhlas dalam berdakwah, sehingga setelah melalui masa ratusa tahun keturunan dari mereka ini sudah menjadi orang Indonesia asli berbaur dengan masyarakat pribumi.
Keturunan Sayyid Abdul Malik inilah yang merupakan gelombang pertama keturunan Rasulullah yang masuk secara besar-besaran ke wilayah Asia Tenggara khususnya Indonesia, sedangkkan gelombang kedua yaitu rombongan Bani Alawi hadramaut pada abad pertengahan abad 18.. Mereka banyak dikenal dengan fam Assegaf, Alattas, AlJupri, Alaidrus, Alhabsyi dan rumpun marga yang kira berjumlah kurang lebih 400 marga. mereka dari Bani Alawi ini lebih terkenal dengan panggilan HABIB/SAYYID atau SYARIF. Sedangkan keturunan dari jalur Sayyid Abdul Malik sudah berganti nama dan gelar sesuai dengan daerah masing-masing, ada Pangeran, Tumenggung, Raden, Raden Mas, Tubagus, Aip, Sidi, Tengku, Syed, Gus, Lora, wan, tuan, dll. intinya sesuai dengan budaya daerah masing-masing
Nah dari data yang tercatat diatas bisa kita lihat bagaimana pengaruh dan hubungan antara nasab Azhamat khan Alhusaini ini dengan bangsa Indonesia, belum lagi bila kita melihat nasab ulama atau tokoh penting kita pada saat ini..semua rata-rata memiliki keterkaitan dengan nasab yang mulia ini..hanya saja apakah mereka tertarik dengan informasi seperti ini? apalagi orang-orang yang tidak terlalu peduli dengan seluk beluk ilmu nasab. jangankan nasab leluhurnya. Nama kakek dan neneknya saja terkadang mereka tidak tahu.. Jangankan mau mendalami silsilah, sejarah tentang keluarganya saja tidak tahu. padahal sekelas seperti penyanyi Koes Plus saja masih keturunan Sunan Drajat, anda tahu Arman Maulana, atau Miing bagito? nama depannya adalah Tubagus yang menandakan bahwa ia adalah seorang zuriat nabi dari jalur Sultan hasanudin, anda tahu Ratu Felisa? artis wanita yang cukup kontroversi, lihat nama depannya yang memakai ratu. masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya.
Bagaimana dengan kerajaan Demak dan kerajaan Jipang Panolan sendiri? berdasarkan dari catatan nasab diatas kerajaan Demak masuk rumpun dari Azhamat Khan. Bagaimana dengan Jipang Panolan kemudian Gunung batu yang merupakan wilayah kekuasaan Ratu Sahibul ? apakah itu masuk dalam bagian Azhamat Khan.…
Itu baru yang terdata.. karena menurut Rabithah Azhamat Khan Jakarta bahwa seluruh zuriat Nabi jumlahnya 313 juta, dan yang baru terdata hanya 10 %!!!, bagaimana dengan yang lain? dari beberapa diskusi yang saya lakukan dengan ahli sejarah dari Lampung saja yaitu saudara Arya Purbaya, khususnya wilayah Lampung dan sekitarnya seperti Skala Brak, Tulang Bawang dan juga yang lainnya (untuk lebih faham silahkan hubungi beliau di FB nya) ternyata Kerajaan-kerajaan di lampung tersebut masih memiliki keterkaitan dengan nasab Azhamat Khan Alhusaini ini, dan beliau mempunyai catatan serta juga diperkuat dengan budaya tradisi lisannya, hanya saja dalam pemanggilan nama dan gelar sudah tentu sudah mengalami akulturasi, mereka mempunyai panggilan khas sendiri, dan ini juga biasanya berlaku untuk kerajaan-kerajaan lain..
HapusDari data di atas juga membuktikan bahwa sesungguhnya penyebaran Islam di Indonesia serta kawasan asia tenggara banyak dilakukan oleh keturunan dari Nabi Muhammad ini. Dan dari bukti adanya Nasab ini juga sekaligus membantah pendapat yang mengatakan bahwa penyebar islam yang selama ini ketahui dan dipercaya adalah dari "PEDAGANG GUJARAT". Pendapat ini salah besar!!, karena Dinasti Sayyid Abdul Malik yang berada di Hiderabad yang juga bagian Gujarat India ternyata berasal dari Yaman dan leluhurnya Sayyidina Ahmad Bin Isa adalah seorang ahlul bait NABI MUHAMMAD SAW yang menyingkir dari Irak menuju Hadramaut Yaman karena kekacauan politik pada saat itu, dan leluhur dari Sayyidina Ahmad bin Isa sendiri adalah keturunan dari Sayyidina Husin yang merupakan cucu tercinta dari Nabi Muhammad SAW.
Kedatangan keturunan dari Sayyid Abdul Malik Ke Indonesia bukanlah berdagang, namun memang bertujuan untuk menyebarkan Agama islam secara cerdas dan dengan cara yang simpatik serta damai, salah satunya adalah berdagang!!!. sehingga dengan cara mereka berdakwah ini akhirnya mereka semua bisa melakukan akulturasi budaya yang luar biasa hebatnya.
Betapapun demikian dalam melakukan tugas dakwah keturunan Sayyid Abdul Malik ini tidak pernah menonjolkan nasab yang mereka miliki, mereka bahkan menyimpan rapi keberadaan nasab tersebut, hal ini karena mereka rendah hati dan ikhlas dalam berdakwah, sehingga setelah melalui masa ratusa tahun keturunan dari mereka ini sudah menjadi orang Indonesia asli berbaur dengan masyarakat pribumi.
Keturunan Sayyid Abdul Malik inilah yang merupakan gelombang pertama keturunan Rasulullah yang masuk secara besar-besaran ke wilayah Asia Tenggara khususnya Indonesia, sedangkkan gelombang kedua yaitu rombongan Bani Alawi hadramaut pada abad pertengahan abad 18.. Mereka banyak dikenal dengan fam Assegaf, Alattas, AlJupri, Alaidrus, Alhabsyi dan rumpun marga yang kira berjumlah kurang lebih 400 marga. mereka dari Bani Alawi ini lebih terkenal dengan panggilan HABIB/SAYYID atau SYARIF. Sedangkan keturunan dari jalur Sayyid Abdul Malik sudah berganti nama dan gelar sesuai dengan daerah masing-masing, ada Pangeran, Tumenggung, Raden, Raden Mas, Tubagus, Aip, Sidi, Tengku, Syed, Gus, Lora, wan, tuan, dll. intinya sesuai dengan budaya daerah masing-masing
HapusNah dari data yang tercatat diatas bisa kita lihat bagaimana pengaruh dan hubungan antara nasab Azhamat khan Alhusaini ini dengan bangsa Indonesia, belum lagi bila kita melihat nasab ulama atau tokoh penting kita pada saat ini..semua rata-rata memiliki keterkaitan dengan nasab yang mulia ini..hanya saja apakah mereka tertarik dengan informasi seperti ini? apalagi orang-orang yang tidak terlalu peduli dengan seluk beluk ilmu nasab. jangankan nasab leluhurnya. Nama kakek dan neneknya saja terkadang mereka tidak tahu.. Jangankan mau mendalami silsilah, sejarah tentang keluarganya saja tidak tahu. padahal sekelas seperti penyanyi Koes Plus saja masih keturunan Sunan Drajat, anda tahu Arman Maulana, atau Miing bagito? nama depannya adalah Tubagus yang menandakan bahwa ia adalah seorang zuriat nabi dari jalur Sultan hasanudin, anda tahu Ratu Felisa? artis wanita yang cukup kontroversi, lihat nama depannya yang memakai ratu. masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya.
Bagaimana dengan kerajaan Demak dan kerajaan Jipang Panolan sendiri? berdasarkan dari catatan nasab diatas kerajaan Demak masuk rumpun dari Azhamat Khan. Bagaimana dengan Jipang Panolan kemudian Gunung batu yang merupakan wilayah kekuasaan Ratu Sahibul ? apakah itu masuk dalam bagian Azhamat Khan.
Bila dilihat dalam keterangan sejarah demak, Ratu Sahibul dikatakan adalah cucu dari Raden Fattah lewat jalur Pangeran Sekar Seda Lepen (raden kikin) yang dibunuh oleh Prawata yang juga masih kerabat beliau. Menurut dari situs Azhamat Khan Alhusaini bahwa Raden Fattah merupakan keturunan asli dari Azhamat Khan Alhusaini bukan dari jalur Brawijaya 5!!.Nasab Raden Fattah yang dikatakan dari Brawijya 5 lagi-lagi berasal dari Buku Babad Tanah Jawa yang banyak sekali distorsinya.. Dalam penelitian terkini terutama yang dilakukan pakar-pakar nasab yang berada dalam naungan Rabithah Azhamat Khan Alhusaini, diketahui bahwa sesungguhnya Raden Fattah adalah seorang Sayyid, adapun silsilah beliau adalah:
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus(y) Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar..........
BalasHapus