Beberapa minggu terakhir kita dibuat geger dengan berita orang bernama "Tuhan". Bagi kita orang jawa sebenarnya kita gak perlu geger, itu nama yang lumrah (wajar) bagi orang jawa. Dan tentu saja si pemberi nama tidak bermaksud menjadikannya sebagai Tuhan dalam arti Dzat Pencipta Semesta ini.
Tradisi orang jawa biasa memanggil orang dengan sebutan dua suku kata akhir. Dan biasanya jika namanya berasal dari arab lidah orang jawa dulu sulit mengeja sesuai "mahroj" arab, sehingga ada perubahan bunyi.
Boleh jadi nama "Tuhan" itu asalnya dari kata "maftuhan" karena kita orang jawa biasa manggil orang dengan dua suku kata akhir jadinya "Tuhan". Hal serupa terjadi pada nama "Likin" yg berasal dari kata "Sholikhin" menjadi "Solikin" kemudian dipanggil "Likin" jadilah nama "Likin" berdiri sendiri.
Nama lain yg serupa antara lain :
- Subhan -> Subekan -> Bekan
- Turaikhan -> Turikan -> Rikan
- Sholikhah - Solikah - Likah
- Sholikhati - Solikati - Kati
- Mudhofar -> Dopar
- Subhan -> Subekan -> Bekan
- Turaikhan -> Turikan -> Rikan
- Sholikhah - Solikah - Likah
- Sholikhati - Solikati - Kati
- Mudhofar -> Dopar
- dan naman-nama lainnya
COMMENTS