Banyak orang bingung ingin usaha apa di Demak, baik mereka yang tinggal di Demak maupun mereka yang merantau di luar daerah. Ide bisnis apa saja yg bisa dikembangkan di Demak? Diantara ide bisnis bisa anda gali dari keahlian yang diwariskan oleh orang tua anda. Jika anda punya keahliah yang anda peroleh dari orang tua anda, cobalah anda kembangkan menjadi sebuah usaha. Siapa tahu itu menjadi pintu sukses anda.
Seperti kisah pengusaha cincau ini, dia mewarisi keahlian dari orang tuanya dan mengembangkannya menjadi bisnis yg menguntungkan. Kisah ini daya ambil dari koran lokal semoga menginspirasi anda. Berikut kisahnya
Sesegar rasanya. ya bisnis pembuatan cincau hitam ternyata prospeknya sesegar rasanya. Bermula dari bisnis keluarga usaha tersebut kini telah menjadi andalan warga satu kampung di Desa Botorejo, Kecamatan Demak.
Ali Sofwan (36) salah seorang pengrajin cincau mengatakan usaha ini telah berlangsung selama tiga generasi secara turun temurun.
Generasi pertama, bisnis ini dikembangkan oleh neneknya, Hj Sripah, lalu dilanjutkan oleh bibinya Ali yang bernama Rondiyah. "Dari kecil kami sudah diajari bagaimana membuat cincau. Dari delapan bersaudara, hanya saya dan adik keempat yang meneruskan usaha nenek," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai perangkat desa ini.
Delapan tahun lalu, saat merintis usaha itu, ALi memproduksi cincau sekitar 5-10 ember, satu ember cincau berisi 20 kilogram. Tapi kini cincau yang diproduksi dalam sehari bisa mencapai 30 ember.
Dalam sebulan, suami Sulistyawati (27) ini mampu meraih penghasilan kotor sebesar 18 juta . Begitu pun dengan jumlah pegawai, dari satu orang saat usaha itu dirintis dan kini telah bertambah menjadi enam orang.
Pamor cincau hitam dari Desa Botorejo tidak hanya populer di Demak, tapi juga sampai ke Kendal, Purwodadi, dan Jepara. Tak ayal ada sekitar empat keluarga yang menggeluti usaha serupa di desa tersebut.
KOMBINASI
Ali mengatakan bahan dasar pembuatan cincau ini kombinasi antara tepung ketela dan daun janggelan dalam kondisi sudah kering. Ia mendatangkan daun janggelan langsung dari Pacitan, Jatim.
Satu Kilogram campuran daun janggelan dan tepung tapioka bisa menghasilkan cincau sebanyak empat ember.
Bapak dua anak ini mengaku, usaha sempat meredup ketika para eksportir mengincar daun janggelan sekitar dua tahun yang lalu. Saat itu daun janggelan sebagai bahan dasar cincau, diburu untuk diekspor sebagai bahan dasar kosmetik ke Tionkok, Malaysia, dan India.
Selain Pacitan ada juga daun janggelan yang berasal dari Magetan dan Madura, Tapi kualitasnya yang paling baik dari Pacitan" Imbuhnya.
Suara Merdeka : Sabtu 7 September 2014
Seperti kisah pengusaha cincau ini, dia mewarisi keahlian dari orang tuanya dan mengembangkannya menjadi bisnis yg menguntungkan. Kisah ini daya ambil dari koran lokal semoga menginspirasi anda. Berikut kisahnya
Sesegar rasanya. ya bisnis pembuatan cincau hitam ternyata prospeknya sesegar rasanya. Bermula dari bisnis keluarga usaha tersebut kini telah menjadi andalan warga satu kampung di Desa Botorejo, Kecamatan Demak.
Ali Sofwan (36) salah seorang pengrajin cincau mengatakan usaha ini telah berlangsung selama tiga generasi secara turun temurun.
Generasi pertama, bisnis ini dikembangkan oleh neneknya, Hj Sripah, lalu dilanjutkan oleh bibinya Ali yang bernama Rondiyah. "Dari kecil kami sudah diajari bagaimana membuat cincau. Dari delapan bersaudara, hanya saya dan adik keempat yang meneruskan usaha nenek," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai perangkat desa ini.
Delapan tahun lalu, saat merintis usaha itu, ALi memproduksi cincau sekitar 5-10 ember, satu ember cincau berisi 20 kilogram. Tapi kini cincau yang diproduksi dalam sehari bisa mencapai 30 ember.
Dalam sebulan, suami Sulistyawati (27) ini mampu meraih penghasilan kotor sebesar 18 juta . Begitu pun dengan jumlah pegawai, dari satu orang saat usaha itu dirintis dan kini telah bertambah menjadi enam orang.
Pamor cincau hitam dari Desa Botorejo tidak hanya populer di Demak, tapi juga sampai ke Kendal, Purwodadi, dan Jepara. Tak ayal ada sekitar empat keluarga yang menggeluti usaha serupa di desa tersebut.
KOMBINASI
Ali mengatakan bahan dasar pembuatan cincau ini kombinasi antara tepung ketela dan daun janggelan dalam kondisi sudah kering. Ia mendatangkan daun janggelan langsung dari Pacitan, Jatim.
Satu Kilogram campuran daun janggelan dan tepung tapioka bisa menghasilkan cincau sebanyak empat ember.
Bapak dua anak ini mengaku, usaha sempat meredup ketika para eksportir mengincar daun janggelan sekitar dua tahun yang lalu. Saat itu daun janggelan sebagai bahan dasar cincau, diburu untuk diekspor sebagai bahan dasar kosmetik ke Tionkok, Malaysia, dan India.
Selain Pacitan ada juga daun janggelan yang berasal dari Magetan dan Madura, Tapi kualitasnya yang paling baik dari Pacitan" Imbuhnya.
Suara Merdeka : Sabtu 7 September 2014
COMMENTS