"Kowe iso gawe kupat mesjid ra?" (Kamu bisa bikin ketupan bentuknya masjid nggak?) begitu kata-kata yang pernah saya ingat waktu kecil menjelang Lebaran Ketupat yang dilaksanakan pada hari ketujuh setelah Idul Fitri. Pertanyaan itu langsung disahut oleh anak-anak lainnya dengan jawaban yang agak sok, khas anak-anak dengan nada meyakinkan "yo iso". Mereka langsung menunjukkan kebolehannya menganyam lembaran janur menjadi sebuah bentuk yang menyerupai masjid, bahkan mereka sering beradu skill kecepatan membuat ketupat.Saat merangkai janur mimik mukanya nampak spaneng (serius) dengan mata menatap jari-jari mungilnya yang memainkan
sisi dalam dan luar serja ujung janur. Sesekali nampak senyum-senyum sendiri kelihatan optimis dan yakin bahwa ia akan cepat menyelesaikan anyaman. Tapi ada yang nampak gusar karena salah langkah dalam menganyam janur, sehingga harus merangkai dari awal. Bahkan ada yang jengkel merobek-merobek dan memotong janur gara selalu salah langkah dan kalah cepat dalam membuat ketupat.
Ketupat yang dibuat, bentuknya tidak cuma satu seperti yang sering dijual di pasar-pasar dalam bentuk jadi saat menjelang lebaran ketupat. Oleh karena itu pemandangan di atas akan semakin menarik apabila masing-masing anak pamer skill mana yang bisa membuat paling banyak jenis ketupat. Ada beragam jenis ketupat yang dikenal di kampung saya, ada ketupat biasa yaitu ketupat yang biasa dijual di pasar, ada ketupat luar yang bentuknya seperti jajaran genjang, ketupat kupung yang bagian bawahnya pendek dan besar, ada ketupat masjid yang bentuknya mirip masjid, ketupat ikan yang bentuknya tipis besar menyerupai ikan bawal, ada ketupat bentuk ular yang memanjang, dan ada ketupat bentuk burung yang punya paruh sayap dan ekor. Terus tak ketinggalan adalah lepet. bentuknya lonjong dengan isi beras ketan dan kacang merah.
Anak-anak akan menjajal semua bentuk di atas satu per satu. Bagi mereka yang belum bisa, biasanya akan belajar dari teman-temannya, atau dari orang tua mereka. Mereka juga tidak pelit menularkan ilmu cara membuat ketupat. Tidak seperti yang diajarkan sinetron-sinetron sekarang, dikit-dikit pakai uang. Mereka punya jiwa sosial, keakraban dan saling berbagai sangat tinggi khas anak kampung.
Sampai sekarang, keasyikan yang dilakukan oleh anak-anak masih bisa ditemui, Meskipun tidak seramai zaman dulu.
Pada hari H lebaran ketupat, orang sekampung biasanya akan pesta ketupat. Mereka dalam sehari akan makan ketupat dari sarapan pagi makan siang hingga dinner bahkan di sela-sela waktu makan utama, juga akan makan ketupat. Sudah menjadi tradisi setiap keluarga akan membuat ketupat dalam jumlah banyak. Ketupat-ketupat tersebut akan dibagi-bagikan kepada para tetangga kerabat. Jadi pada hari itu berlimpah ruah makanan yang bernama ketupat. Dalam sehari anak-anak bisa makan ketupat lebih dari lima kali.
Pada pagi hari setelah shalat subuh, para warga akan berkumpul di masjid atau mushola mushola membawa ketupat dengan berbagai macam sayur dan lauk pauk. Mulai dari opor, lodeh, gudeg, soto, tahu campur, sambal goreng, hingga masakan khas demak seperti sop kerbau dan pindang kerbau. Mereka berkumpul melakukan doa meminta kepada Allah agar dikabulkan hajat dan harapannya. Selain itu juga mendoakan untuk para orang tua dan kerabat dan seluruh kaum muslimin baik yang sudah meninggal maupun yang belum agar diampuni dan diberi rahmat oleh Allah swt.
Setelah melakukan doa, para warga akan makan ketupat dan sayur yang telah mereka bawa. Mereka tentu saja tidak akan memakan ketupat dan sayur yang mereka bawa sendiri. Akan tetapi mereka akan memakan ketupat yang dibawa oleh orang lain. Karena ketupat yang dibawa diniatkan untuk sedekah untuk orang lain, jadi ya nggak dinikmati sendiri.
Setelah acara di atas, para warga pulang dan pada hari itu akan membagi-bagikan ketupat kepada tetangga dan kerabat, terutama kepada mereka yang lebih tua dan kelihatannya tidak membuat ketupat. Sehingga pemberian dan bagi-bagi ketupat ini menjadi berkah bagi para warga.
Demikian suasan perayaan lebaran ketupat yang biasa dilakukan di beberapa kampung di Demak. Perayaan lebaran ketupat ini memiliki arti dan falsafah bagi masyarakat, salah satunya yang terkenal di daerah saya adalah, bahwa ketupat dalam bahasa jawa di sebut kupat merupakan akronim dari ngaku lepat yang artinya mengakui kesalahan. Dengan saling memberi dan menerima ketupat berarti seseorang mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Cara makan ketupat, harus dibelah atau dipotong, tidak boleh melepas anyaman dengan cara diudari ( seperti melepas ikatan tali ditarik satu per satu hingga anyaman terurai). hal ini mengandung arti setelah mengakui kesalahan, seseorang tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Adapun filosofi atau makna dalam ketupat sendiri di setiap masyarakat sangat beragam. Anda bisa mendalami filosofi ketupat di sini: Kedalaman Filosofi Tradisi Kupatan
Baca juga liputan menarik dari blog sesama daerah: Selametan Ketupat lepet di Hari Badha Kupat
Image Courtesy : http://ant.web.id/ketupat-lebaran-budaya-kuliner-di-hari-yang-fitri.html
sisi dalam dan luar serja ujung janur. Sesekali nampak senyum-senyum sendiri kelihatan optimis dan yakin bahwa ia akan cepat menyelesaikan anyaman. Tapi ada yang nampak gusar karena salah langkah dalam menganyam janur, sehingga harus merangkai dari awal. Bahkan ada yang jengkel merobek-merobek dan memotong janur gara selalu salah langkah dan kalah cepat dalam membuat ketupat.
Ketupat yang dibuat, bentuknya tidak cuma satu seperti yang sering dijual di pasar-pasar dalam bentuk jadi saat menjelang lebaran ketupat. Oleh karena itu pemandangan di atas akan semakin menarik apabila masing-masing anak pamer skill mana yang bisa membuat paling banyak jenis ketupat. Ada beragam jenis ketupat yang dikenal di kampung saya, ada ketupat biasa yaitu ketupat yang biasa dijual di pasar, ada ketupat luar yang bentuknya seperti jajaran genjang, ketupat kupung yang bagian bawahnya pendek dan besar, ada ketupat masjid yang bentuknya mirip masjid, ketupat ikan yang bentuknya tipis besar menyerupai ikan bawal, ada ketupat bentuk ular yang memanjang, dan ada ketupat bentuk burung yang punya paruh sayap dan ekor. Terus tak ketinggalan adalah lepet. bentuknya lonjong dengan isi beras ketan dan kacang merah.
Anak-anak akan menjajal semua bentuk di atas satu per satu. Bagi mereka yang belum bisa, biasanya akan belajar dari teman-temannya, atau dari orang tua mereka. Mereka juga tidak pelit menularkan ilmu cara membuat ketupat. Tidak seperti yang diajarkan sinetron-sinetron sekarang, dikit-dikit pakai uang. Mereka punya jiwa sosial, keakraban dan saling berbagai sangat tinggi khas anak kampung.
Sampai sekarang, keasyikan yang dilakukan oleh anak-anak masih bisa ditemui, Meskipun tidak seramai zaman dulu.
Pada hari H lebaran ketupat, orang sekampung biasanya akan pesta ketupat. Mereka dalam sehari akan makan ketupat dari sarapan pagi makan siang hingga dinner bahkan di sela-sela waktu makan utama, juga akan makan ketupat. Sudah menjadi tradisi setiap keluarga akan membuat ketupat dalam jumlah banyak. Ketupat-ketupat tersebut akan dibagi-bagikan kepada para tetangga kerabat. Jadi pada hari itu berlimpah ruah makanan yang bernama ketupat. Dalam sehari anak-anak bisa makan ketupat lebih dari lima kali.
Pada pagi hari setelah shalat subuh, para warga akan berkumpul di masjid atau mushola mushola membawa ketupat dengan berbagai macam sayur dan lauk pauk. Mulai dari opor, lodeh, gudeg, soto, tahu campur, sambal goreng, hingga masakan khas demak seperti sop kerbau dan pindang kerbau. Mereka berkumpul melakukan doa meminta kepada Allah agar dikabulkan hajat dan harapannya. Selain itu juga mendoakan untuk para orang tua dan kerabat dan seluruh kaum muslimin baik yang sudah meninggal maupun yang belum agar diampuni dan diberi rahmat oleh Allah swt.
Setelah melakukan doa, para warga akan makan ketupat dan sayur yang telah mereka bawa. Mereka tentu saja tidak akan memakan ketupat dan sayur yang mereka bawa sendiri. Akan tetapi mereka akan memakan ketupat yang dibawa oleh orang lain. Karena ketupat yang dibawa diniatkan untuk sedekah untuk orang lain, jadi ya nggak dinikmati sendiri.
Setelah acara di atas, para warga pulang dan pada hari itu akan membagi-bagikan ketupat kepada tetangga dan kerabat, terutama kepada mereka yang lebih tua dan kelihatannya tidak membuat ketupat. Sehingga pemberian dan bagi-bagi ketupat ini menjadi berkah bagi para warga.
Demikian suasan perayaan lebaran ketupat yang biasa dilakukan di beberapa kampung di Demak. Perayaan lebaran ketupat ini memiliki arti dan falsafah bagi masyarakat, salah satunya yang terkenal di daerah saya adalah, bahwa ketupat dalam bahasa jawa di sebut kupat merupakan akronim dari ngaku lepat yang artinya mengakui kesalahan. Dengan saling memberi dan menerima ketupat berarti seseorang mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
Cara makan ketupat, harus dibelah atau dipotong, tidak boleh melepas anyaman dengan cara diudari ( seperti melepas ikatan tali ditarik satu per satu hingga anyaman terurai). hal ini mengandung arti setelah mengakui kesalahan, seseorang tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Adapun filosofi atau makna dalam ketupat sendiri di setiap masyarakat sangat beragam. Anda bisa mendalami filosofi ketupat di sini: Kedalaman Filosofi Tradisi Kupatan
Baca juga liputan menarik dari blog sesama daerah: Selametan Ketupat lepet di Hari Badha Kupat
Image Courtesy : http://ant.web.id/ketupat-lebaran-budaya-kuliner-di-hari-yang-fitri.html
Kelingan pas bada kupat, biasane diikuti dengan permainan kasti pakai "tembung", bola kotak yg terbuat dari janur...
BalasHapusNing nDemak ono po ora yo
wah, jadi pingin mudik lagi ke purwodadi, mas ihsan. saat lebaran kupat seperti ini biasanya tak hanya bikin kupat tapi juga ketan, pasung, rengginang, dan yang lainnya. dulu belajar bikin kupat waktu kecil pun karena dipaksa harus bisa, hehe .... konon kalau ndak bisa bikin kupat bakalan dijauhkan dari jodoh, wakaka ....
BalasHapusTo Pak Marsudiyanto
BalasHapusBal tempung wonten pak.. bentuknya agak kotak. ada juga kincir angin, ama terompet janur yang tak kalah menarik dengan vuvuzela..
To Pak Sawali
Sekarang masih bisa bikin gak pak??? dengan kesibukan saat ini orang banyak memilik jalan praktis dengan membeli di pasar. bahkan baru2 ini dah muncul yang dijual matang diantar ke rumah.
Sebuah tradisi luar biasa filosofinya, mengingatkan arti pentingnya berbagi dan saling memaafkan.
BalasHapusaku dari lahir pe sekarang belum pernah maem ketupat
BalasHapushikz hikz
pingin
:D
nang wene q ga ono(cilacap). sayang tenan nde wingi di kon mulih neng pw.dadi pas lebaran ketupat jebule okeh faedahnya to?
BalasHapusTo TuSuda: Semoga tetap memberi manfaat
BalasHapusTo Darahbiru: Sesekali Tahun depan mampir ke tempatku gimana?
To Ownwer Bali Villa: ini memang tradisi nusantara, setiap tempat banyak merayakannya dengan cara masing2, dan ini menjadi kekayaan budaya nusantara.
To andaripa: purwodadi memang masih mempertahankan tradisi ini. tahun depan pulang ya..
BTW, apa menu ketupatnya masih ada ya Mas..boleh bagi-bagi dong..he..he..
BalasHapusSALAM dari Kendari..