Secara Geografis, Letak wilayah Demak berada di jalur perlintasan utama pantura Jateng. Kabupaten dengan sebutan Kota Wali berbatasan dengan ibu kota Jateng, yakni Kota Semarang.
Dengan posisi yang strategis, kabupaten berpenduduk 1.058.938 (hasil sensus BPS 2010) seharusnya warganya makmur dan sejahtera. Namun ternyata hal itu tak serta merta membuat Demak sejajar dengan wilayah lain, baik di bidang ekonomi, sarana prasarana, hingga sember daya manusia. Bahkan beberapa tahun yang lalu termasuk sebagai daerah tertinggal.
Sumber daya alam yang dimiliki Demak cukup melimpah. Dengan 14 kecamatan, luas wilayah mencapai 897,43 km2 sebagian besar merupakan lahan produktif. “Potensi sumber daya alam itulah kemudian kami garap secara optimal dengan memrioritaskan pembangunan pada sektor pertanian, pariwisata, UMKM, serta kelautan dan perikanan. Keempat sektor itu disinergikan, dengan harapan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat danmenekan jumlah warga miskin”, kata Bupati Tafta Zani.
Menurut dia, optimalisasi empat sektor tersebut juga diimbangi dengan pelaksanaan pembangunan di sejumlah bidang yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, seperti bidang pendidikan dan KB (kesehatan). “Pemkab juga menggalakkan pembangunan infrastruktur. Alhamdulillah dalam empat tahun terakhir ini, jumlah warga miskin berhasil kami kurangi. Di tahun 2006 yang jumlahnya mencapai 263.500 jiwa (26,03%), pada 2010 tinggal menjadi 202.240 jiwa (19.7%). Itupun belum membuat kami puas, dan akan terus bekerja keras demi terwujudnya masyarakatdalam kondisi wareg waras dan wasis,” ujarnya.
Indikasi keberhasilan pembangunan di Demak juga terlihat dari meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP). Pada 2009 NTP Demak mencapai 99.75 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi selama ini. Selain itu juga terlihat dari membaiknya stabilitas perekonomian yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai produk domestik regional bruto (PDRB).
PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 hanya RP 4,9 Triliun, meningkat menjadi Rp 5,3 Triliun pada 2009 (109,07%). Sementara PDRB atas dasar harga konstan, pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp 2,7 Triliun, di tahun 2009 meningkat menjadi Rp 2,9 Triliun (104,14%). Sementara PDRB per kapita pada tahun 2008 sebesar Rp 4,6 juta, di tahun 2009 meningkat menjadi Rp 4,9 juta (107,7%).
Penghargaan Nasional
Tafta mengaku dengan kerja keras masyarakat dan seluruh jajarannya selama ini telah memperoleh penghargaan dari Presiden Susilo Bamabang Yudoyono. Penghargaan yang dimaksud di antaranya Manggala Kaya Kencana pada tahun 2008, dan Satyalancana Wira Karya di tahun 2010.
Keduanya merupakan penghargaan untuk kabupaten/kota yang peduli dan berhasil mengoptimalkan program KB. Selain itu juga penghargaan atas tercapainya peningkatan produksi padi yang berhasil diterima selama dua tahun berturut – turut, yakni pada tahun 2009 dan 2010. Menurut Tafta, penghargaan tersebut tidak untuk pribadi, melainkan untuk seluruh warga Demak. “Manggala Karya Kencana dan Satyalanca kaya Satya diberikan karena laju pertumbuhan penduduk di Demak terkendali. Itu semua terwujud berkat pemahaman penuh masyarakat tentang pentingnya KB”, katanya.
Disebutkan untuk menggalakkan program KB, pemkab bahkan memberi pelayanan implan (susuk) gratis kepada masyarakat. Pemkab mengalokasikan anggaran mencapai Rp 1,2 miliyar untuk pengadaan implan gratis.
Mengenai peningkatan produksi padi yang dicapai kabupaten ini, memang selaras dengan gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). P2BN lebih diarahkan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya padi, dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan nasional. “Makanya, presiden menaruh perhatian besar terhadap gerakan itu, dan memberi penghargaan bagi kabupaten yang mampu menjalankannya secara optimal dengan peningkatan produksi padi sebagai tolok ukurnya”, pungkasnya.
Sumber dan image courtesy : Suara Medeka Edisi 21 September 2010 Halaman 19 kolom Gerbang
Dengan posisi yang strategis, kabupaten berpenduduk 1.058.938 (hasil sensus BPS 2010) seharusnya warganya makmur dan sejahtera. Namun ternyata hal itu tak serta merta membuat Demak sejajar dengan wilayah lain, baik di bidang ekonomi, sarana prasarana, hingga sember daya manusia. Bahkan beberapa tahun yang lalu termasuk sebagai daerah tertinggal.
Sumber daya alam yang dimiliki Demak cukup melimpah. Dengan 14 kecamatan, luas wilayah mencapai 897,43 km2 sebagian besar merupakan lahan produktif. “Potensi sumber daya alam itulah kemudian kami garap secara optimal dengan memrioritaskan pembangunan pada sektor pertanian, pariwisata, UMKM, serta kelautan dan perikanan. Keempat sektor itu disinergikan, dengan harapan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat danmenekan jumlah warga miskin”, kata Bupati Tafta Zani.
Menurut dia, optimalisasi empat sektor tersebut juga diimbangi dengan pelaksanaan pembangunan di sejumlah bidang yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, seperti bidang pendidikan dan KB (kesehatan). “Pemkab juga menggalakkan pembangunan infrastruktur. Alhamdulillah dalam empat tahun terakhir ini, jumlah warga miskin berhasil kami kurangi. Di tahun 2006 yang jumlahnya mencapai 263.500 jiwa (26,03%), pada 2010 tinggal menjadi 202.240 jiwa (19.7%). Itupun belum membuat kami puas, dan akan terus bekerja keras demi terwujudnya masyarakatdalam kondisi wareg waras dan wasis,” ujarnya.
Indikasi keberhasilan pembangunan di Demak juga terlihat dari meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP). Pada 2009 NTP Demak mencapai 99.75 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi selama ini. Selain itu juga terlihat dari membaiknya stabilitas perekonomian yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai produk domestik regional bruto (PDRB).
PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 hanya RP 4,9 Triliun, meningkat menjadi Rp 5,3 Triliun pada 2009 (109,07%). Sementara PDRB atas dasar harga konstan, pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp 2,7 Triliun, di tahun 2009 meningkat menjadi Rp 2,9 Triliun (104,14%). Sementara PDRB per kapita pada tahun 2008 sebesar Rp 4,6 juta, di tahun 2009 meningkat menjadi Rp 4,9 juta (107,7%).
Penghargaan Nasional
Tafta mengaku dengan kerja keras masyarakat dan seluruh jajarannya selama ini telah memperoleh penghargaan dari Presiden Susilo Bamabang Yudoyono. Penghargaan yang dimaksud di antaranya Manggala Kaya Kencana pada tahun 2008, dan Satyalancana Wira Karya di tahun 2010.
Keduanya merupakan penghargaan untuk kabupaten/kota yang peduli dan berhasil mengoptimalkan program KB. Selain itu juga penghargaan atas tercapainya peningkatan produksi padi yang berhasil diterima selama dua tahun berturut – turut, yakni pada tahun 2009 dan 2010. Menurut Tafta, penghargaan tersebut tidak untuk pribadi, melainkan untuk seluruh warga Demak. “Manggala Karya Kencana dan Satyalanca kaya Satya diberikan karena laju pertumbuhan penduduk di Demak terkendali. Itu semua terwujud berkat pemahaman penuh masyarakat tentang pentingnya KB”, katanya.
Disebutkan untuk menggalakkan program KB, pemkab bahkan memberi pelayanan implan (susuk) gratis kepada masyarakat. Pemkab mengalokasikan anggaran mencapai Rp 1,2 miliyar untuk pengadaan implan gratis.
Mengenai peningkatan produksi padi yang dicapai kabupaten ini, memang selaras dengan gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). P2BN lebih diarahkan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya padi, dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan nasional. “Makanya, presiden menaruh perhatian besar terhadap gerakan itu, dan memberi penghargaan bagi kabupaten yang mampu menjalankannya secara optimal dengan peningkatan produksi padi sebagai tolok ukurnya”, pungkasnya.
Tulisan ini merupakan bagian dari liputan khusus Suara Merdeka Edisi 21 September 2010 yang ditulis oleh Wartawan Suara Merdeka Hari Santoso dan Hasan Hamid dengan tema : Demak Berbenah Mengatasi Ketertinggalan. Liputan ini memuat lima tulisan yang mengangkat 3 Sektor pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Demak dalam mensejahterakan masyarakat. 3 sektor yang disorot yaitu infrastruktur, pertanian dan kependudukan. Sektor ini merupakan sektor - sektor yang dianggap berhasil mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Baca juga empat tulisan berikut yang termuat dalam liputan khusus Suara Merdeka :
________________________Baca juga empat tulisan berikut yang termuat dalam liputan khusus Suara Merdeka :
Sumber dan image courtesy : Suara Medeka Edisi 21 September 2010 Halaman 19 kolom Gerbang
Mengatasi dan mengentaskan kemiskinan memang menjadi agenda utama nasional dengan berbagai bidang pembangunan lainnya.
BalasHapusPadaha demak adalah salah satu pusat Islam terbesar di jawa pada masa itu. sekarang sudah saatnya Demak berbenah mengejar ketertinggalan. Semoga sukses
BalasHapusSemoga Demak segera maju, setara dengan kota kota di sebelah sebelahnya,
BalasHapusSalam dari semarang... :)
To TuSuda : semoga pemerintah konsisten dan amanah, dan masyarakat juga mendukung
BalasHapusTo Rumah sehat: AMien..
To.. Cah Semarang: kita tenggaan ya.. masyarakat demak banyak yang kerja di semarang, termasuk saya He he he :D
Demak merupakan kota islami semoga makin berbenah dan maju
BalasHapusSip, gitu dong, semua daerah-daerah harus terus berusaha berkembang, jangan menunggu bantuan dari pusat aja. :)
BalasHapusTo Ajengkol : moga makin maju dan sejahtera baik secara ekonomi, sosial masyarakat, maupun religiusitasnya.
BalasHapusTo asop: sepertinya bantuan pusat masih diperlukan, masyarakatnya juga.
terima kasih ya sudah berkenan mampir di blog saya.. :)
BalasHapussenang melihat ada putra daerah yang demikian peduli dengan demak-nya.. seperti melihat mata air yang tersembul ke atas tanah... ^_^
Semoga kota Demak bertambah maju dgn segala usaha2 yg dilakukan pemda, menjadikan Demak kota yang sukses di masa depan,amin
BalasHapussalam
To Mbak NandiniAnsa, Maksih tlah mampir ke blog dari pelosok desa.
BalasHapusTo Bunda, Amien..